Senin, 04 Oktober 2010
Jakarta - Hingga setidaknya dua pekan ke depan, Liverpool harus mengakrabi wilayah yang jarang mereka kunjungi sebelumnya: zona degradasi. Situasinya bisa berbahaya karena The Reds bisa bertahan di sana untuk periode yang lama.
Kekalahan, sayangnya, sudah bukan hal mengejutkan lagi buat Liverpool di musim ini. Namun hasil yang mereka dapat di pertandingan ketujuh Liga Inggris kemarin malam benar-benar dirasa sangat mengkhawatirkan.
Menjamu klub berstatus promosi, Blackpool, The Reds takluk 1-2. Steven Gerrard cs bahkan sempat tertinggal lebih dulu 0-2 hingga turun minum tiba. Ini bukan kali pertama The Kop takluk karena mereka sebelumnya dipecundangi Manchester City 0-3 dan tunduk 2-3 saat menantang Manchester United.
Yang kemudian membuat anak didik Roy Hodgson makin dapat sorotan adalah posisi mereka di klasemen sementara. Baru meraih satu kemenangan dan tiga hasil imbang, cuma enam angka dimiliki Liverpool yang membuat mereka harus rela bertengger di zona degradasi, posisi 18. Klub pemilik lima gelar Liga Champions itu cuma punya satu poin lebih banyak dibanding Wolverhampton dan West Ham United yang jadi juru kunci klasemen.
Musim kompetisi masih sangat panjang buat Liverpool untuk berpikiran positif dan serius memperbaiki diri. Namun fakta bahwa mereka baru memenangi satu laga dan terlempar ke zona merah saat musim baru berusia tujuh pekan rasanya sulit diterima.
Sejak era Premier League dimulai tahun 1992 silam, ini adalah posisi terburuk yang pernah didapat Liverpool. Statistik Opta malah mencatat kalau apa yang didapat The Reds di awal musim ini merupakan yang terburuk sepanjang 57 tahun terakhir.
Kabar buruk buat Liverpudlian adalah fakta bahwa kali terakhir The Kop menjalani start seburuk ini mereka kemudian terdegradasi. Kejadian tersebut terjadi di musim 1953/54, di mana Liverpool menjadi juru kunci di Divisi Utama Liga Inggris yang masih diikuti oleh 22 klub.
Saat itu cuma sembilan kemenangan didapat "Si Merah", dengan 10 laga lainnya berakhir imbang dan 23 lainnya berkesudahan dengan kekalahan. Total poin yang dikumpulkan Liverpool saat itu berjumlah 28, terpaut 39 dengan Wolverhampton Wanderers yang jadi kampiun.
Terjerembab ke divisi di bawahnya, Liverpool butuh waktu 10 tahun untuk kembali ke kasta teratas. Faktor utama pendongkrak Liverpool bisa kembali ke divisi utama di tahun 1964 adalah dikontraknya Bill Shankly di tahun 1959.
Namun justru dari situlah salah satu periode terbaik klub tersebut lahir karena Shankly berhasil mempersembahkan banyak kejayaan buat publik Anfield. Beberapa trofi yang dimenangi Liverpool saat itu adalah juara Liga Inggris, (1964), Charity Shield (1964), Piala FA (1965), Piala Liga (1966), Charity Shield (1966), Liga Inggris (1973), Piala UEFA (1973), Piala FA (1974) dan Charity Shield (1974).
Untuk musim ini masih banyak waktu dimiliki Liverpool untuk terus memperbaiki performa dan keluar dari zona degradasi mengindari terulangnya sejarah 57 tahun lalu. Namun memperbaiki itu semua diyakini bukan pekerjaan yang mudah dan bisa dilakukan dengan cepat.
Banyak yang menyebut kalau hasil buruk yang didapat Liverpool disebabkan ketidakbecusan sang pemilik Tom Hicks & George Gillette. Sementara menyusul kekalahan atas Blackpool suara-suara yang meminta Hodgson diganti juga mulai terdengar.
Apapun masalahnya, Liverpool harus cepat menuntaskan itu semua. Kalau tidak, nama besar mereka di Inggris dan Eropa bisa tinggal sejarah. Untuk sementara, hingga pertandingan Liga Inggris berikutnya dengan menghadapi Everton pada 17 Oktober, Liverpool terpaksa harus berada di wilayah yang sangat jarang mereka singgahi: zona degradasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar