Sabtu, 16 Oktober 2010
Liverpool - Tom Hicks, salah satu bekas pemilik Liverpool, masih tak terima dengan penjualan klub itu. Rekan George Gillett tersebut menilai bahwa telah ada "konspirasi terorganisir".
Hicks dan Gillett sempat berusaha keras untuk menghalangi Liverpool, yang mereka beli pada tahun 2007, dijual seharga 300 juta pounds ke New England Sports Ventures (NESV) yang dimiliki John W Henry.
Alasannya, duo asal Amerika Serikat tersebut menilai harga itu masih terlalu rendah. Namun, usaha itu gagal dan akhirnya Henry, yang juga asal AS, pun resmi menjadi pemilik baru 'Si Merah'.
"Ini adalah sebuah konspirasi terorganisir yang sudah berjalan selama sekian bulan," seru Hicks dalam wawancaranya dengan Sky Sports.
Hicks, yang juga menuduh telah adanya teroris internet yang sudah menodai reputasinya dan rekannya, serta menyebarkan kebencian terhadap mereka, pun kemudian memaparkan siapa konspirator itu.
"Itu terdiri dari Royal Bank of Scotland, (chairman Liverpool) Martin Broughton, yang ingin mendapatkan publikasi kehumasan yang bagus, ia bahkan bukan pendukung Liverpool, tapi fan Chelsea."
"Ia ingin dilihat sebagai orang yang sudah menyingkirkan orang-orang Amerika dan kemudian malah menjualnya kepada kelompok Amerika lain," cibir Hicks.
Hicks belum selesai dengan curhatnya. Ia lantas menyebut kalau dirinya sudah menjadi korban dari sebuah kecurangan.
"Aku terpukul, frustrasi. Ini sudah sangat melukai keluargaku, sebuah aset yang sangat berharga digondol dariku dalam sebuah kecurangan epik."
"Aku sangat marah. Kami tahu ada pemilik yang lebih baik di penjuru dunia yang mestinya bisa membeli Klub Sepakbola Liverpool, ketimbang grup Boston Red Sox. Kami tahu siapa saja mereka dan kami sudah berbicara dengan mereka. Keinginan kami hanya menjual Liverpool ke pihak yang layak, yang akan membangun stadion yang layak untuk sebuah klub top dunia," sesalnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar