Selasa, 17 Agustus 2010
Manchester - Bisa apa Paul Scholes dengan usia yang sudah 35 tahun? Jawabannya, ia masih bisa memanfaatkan segudang kematangannya plus memberikan operan-operan ciamik untuk rekan-rekannya.
Scholes memang tak lagi seperti dulu, di mana ia sering naik ke lini depan dan melepaskan tendangan keras dari lini kedua. Dengan usia yang sudah tergolong uzur untuk pesepakbola, posisinya agak dimundurkan dan diberikan peran untuk mengatur serangan dari lini kedua.
Fisik boleh menurun, tapi tidak dengan kemampuannya melepas umpan dan operan. Hal ini bisa dilihat dalam laga melawan Newcastle United, Selasa (17/8/2010) dinihari WIB, di mana dua dari tiga gol MU berawal dari operannya.
Bersama Darren Fletcher, ia menjadi generator lini tengah 'Setan Merah'. Scholes memang bukan tipikal penjagal atau gelandang angkut air, tapi sesekali ia juga bisa memberikan tekel kepada lawan.
Maka tak heran apabila The Ginger Prince (atau Si Pangeran Jahe) juga disebut cukup berpengaruh di atas lapangan. Sir Alex Ferguson menyebutnya sebagai sosok yang sangat spesial.
"Setiap orang yang telah berusia dan masih dipertahankan seperti dia dan Ryan Giggs Anda memiliki dua pemain dengan sesuatu yang spesial. Malam ini kami melihat Scholes menunjukkan sebagian dari hal itu," ujar manajer MU itu di ESPN Star.
"Dalam usianya, ia juga menunjukkan bahwa dirinya belum kehilangan apa yang dia miliki--operannya, visinya. Dia belum kehilangan sentuhannya terhadap permainan."
Scholes sendiri cukup senang dengan permainannya dinihari tadi. Ia bahkan menyebut, MU bisa saja menang lebih dari tiga gol.
"Yang paling penting adalah meraih kemenangan. Tapi kami cukup puas menang dengan tiga gol di permulaan musim," tukas Scholes.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar